FISIOLOGI PERNAFASAN DAN ANESTESI
FISIOLOGI
PERNAPASAN :
EFEK ANESTESIA
EFEK ANESTESIA
Fisiologi
pernapasan sangat penting dalam praktek anestesi karena anestetik yang
paling
sering digunakan– inhalation agents – bergantung pada kerja paru-paru untuk
diuptake dan dieliminasi.
Lebih
lanjut nanti, paralisis otot, posisi yang tidak biasa selama operasi dan teknik
seperti anestesia dengan satu paru - paru serta cardiopulmonary by pass juga
mempengaruhi fisiologis pulmonal.
Respirasi
Seluler
- Fungsi Utama Paru: Pertukaran gas antara darah & udara inspirasi hasil langsung dari metabolisme aerob sel yg menghasilkan kebutuhan konstan uptake O2 & eliminasi CO2Metabolisme Aerob
- C6H12O6 + 6O2 à 6CO2 + 6H2O + Energi
- Energi yg dihasilkan disimpan dalam bentuk ATP dan digunakan u/ pompa ion, kontraksi otot, sintesa protein, sekresi sel
- Dihasilkan 38 ATP
Metabolisme
Anaerob
- Menghasilkan ATP yg lebih terbatas
- ATP diproduksi dari konversi glukosa dari pyruvat ke asam laktat
- Tiap molekul glukosa menghasilkan 2 ATP
Efek
Anestesia Pada Metabolisme Sel
- GA à menurunkan produksi CO2 & konsumsi O2 sampai 15%
- Reduksi terbesar pada konsumsi O2 di otak dan jantung
Rongga
Thorax & Otot2 Respirasi
- Terdiri atas 2 paru-paru yg dilapisi pleura. Apex dada kecil, entry dari trakea, esophagus dan pembuluh darah, dasar dibentuk diafragma.
- Kontraksi diafragma à dasar thorax turun 1,5-7 cm, paru2 mengembang
- Inspirasi à diapragma dan otot-otot intercostal eksternal
- expirasi à pasif
Tracheobronchial
• Fungsi membawa aliran gas dari dan ke alveoli
• Fungsi membawa aliran gas dari dan ke alveoli
Pembagian
dikotom dimulai dari trakea dan berakhir pada kantung alveolar, diperkirakan
melibatkan 23 divisi atau generasi. Tiap kantung alveolar terdiri atas 17 alveoli.
Kira2 300 juta alveoli luas permukaan membran u/ pertukaran gas pd org dewasa.
Peredaran
Darah Paru-paru & Limfatik
- Paru2 terdiri dari 2 sirkulasi pulmonal & bronkial sirkulasi bronkial berasal dari jantung dan mempertahankan kebutuhan-kebutuhan metabolik trakeobronkial sampai bronkiplus pulmonal
- Sirkulasi pulmonal menerima darah dari jantung kanan melalui arteri pulmonal terbagi menjadi cabang kiri & kanan melalui arteri pulmonal
- Darah teroksigenasi melalui kapiler pulmonal dimana O2 diambil & CO2 dibuang
Inervasi
- Diafragma di inervasi saraf phrenic yg berasal dari cabang saraf C3-C5
- Nervus vagus mempersarafi sensoris pd trakeobrokial
Aktivitas vagal à bronkokontriksi
& peringatan sekresi bronkial
Aktivitas simpatetik à bronkodilatasi & menurunkan sekresi B2 reseptor
Aktivitas simpatetik à bronkodilatasi & menurunkan sekresi B2 reseptor
FUNCTIONAL
RESPIRATORY ANATOMY
- Rib Cage & Otot Pernapasan
- Rib Cage terdiri dari paru-paru, dan masing-masing dikelilingi pleura.
- Konstraksi diafragma – prinsip otot pernapasan – mengakibatkan rongga dada mengecil dan paru-paru membesar.
- Pulmonary Circulation & Lymphatics
- Suplai paru didapatkan dari sirkulasi pulmonar dan brochial.
- Total aliran lymph pulmonar = 20mL/h
- Tracheobronchial Tree
- Berfungsi untuk menyalurkan udara ke dan dari alveoli.
- Innervation
- Saraf-saraf vagus menyediakan sensor innervation untuk tracheobronchial tree.
BASIC
MECHANISM OF BREATHING
- Spontaneous Ventilation.
Tekanan didalam alveoli selalu lebih besar dibanding
sekelilingnya (intrathoracic) kecuali alveoli tidak berfungsi.
- Mechanical Ventilation.
Kebanyakan mechanical ventilation menerapkan positive airway
pressure secara intermittent pada upper airway. Efek anesthesi pada pola
pernapasan sangatlah kompleks dan berkaitan erat dengan perubahan posisi dan
agen anesthesi yang digunakan.
Mekanisme
Dasar Pernafasan
•
Perubahan periodik gas alveolar dgn gas segar dari jalan nafas atas
mereoksigenasi darah dan membuang CO2.
Ventilasi
Spontan
- Tekanan dlm alveoli selalu lebih besar dr sekitarnya kecuali bila alveoli kolapas
- Tekanan alveolar adalah pd akhir inspirasi & ekspirasi.
- Sesuai dengan fisiologi pulmonal, tekanan pleural digunakan sbg alat pengukuran tekanan intrathoracic, dirumuskan sbg brkt:
P transpulmonal = P alveolar - P intrapleural
- Pada Akhir ekspirasi tekanan intrapleural kira 2 -5cm H2O
- Dan karena tekanan aveolar 0, tekanan transpulmonal adalah + 5cm H2O
- Aktivitas otot diagframa dan intercostal selama inspirasi memperluar rongga torak & menurunkan tekanan intraplueral dari -5cm H2O menjadi -8 cm H2O, hasilnya tekanan alveolar menurun (-3 dan -4cm H2O)
- Dan gradien jalan nafas atas alveolar terbentuk, gas mengalir dari jalan nafas atas ke alveoli. Pada akhir inspirasi tekanan alveolar kembali ke 0. Tekanan transpulmonal yg baru mempertahankan pengembangan paru.
- Selama ekspirasi relaksasi diagframa mengembalikan tekanan intapleural menjadi -5cm H2O, gas mengalir keluar dr alveoli volume paru diisi kembali
Ventilasi Mekanik
- Kebanyakan ventilasi mekanik intermiten menerpkan tekanan jln nafas positif pd jln nafas atas
- Selama inspirasi gas mengalir ke alveoli sampai tekanan alveolar mencapai jln nafas atas
- Selama fase ekspirasi tekanan jln nafas positif diturunkan; gradien dibalikan gas mengalir keluar alveoli.
Efek
Anastesi pada Pola Respirasi
- Efek anastesi pada pernafasan berkaitan degan posisi & bahan anastesi
- Bila pasien posisi terlentang dari posisi berdiri / duduk proporsi nafas dari rongga torak berkurang, lebih dominan pernafasan abdomen.
- Berkaitan dgn bahan yang digunakan, anastesi ringan sering menyebabkan pola nafas ireguler paling sering menahan nafas.
- Nafas menjadi reguler dgn level anastesi yg lebih dalam.
- Induksi pd anastesi sering mengaktifkan otot ekspirator.
- Pada anastesi yang lebih dalam aktifitas otot diturunkan.
MEKANISME
VENTILASI
• Elastic Resistance
• Elastic Resistance
The
elastic recoil dari paru-paru selain berkaitan dengan tingginya serabut
elastin, juga kekuatan tekanan permukaan yang mempengaruhi interface dari
udara-cairan di alveoli.
• Volume
Paru-paru
Kemampuan maksimal untuk dapat
memompa
•
Nonelastic Resistance
Mencakup :
1. Airway Resistance to Gas Flow
2. Tissue Resistance
1. Airway Resistance to Gas Flow
2. Tissue Resistance
ELASTIC
RESISTANCE
• Surface
Tension Forces
Memiliki kecenderungan mengurangi
area interface dan mengempisnya alveolar.
Hukum Laplace dapat digunakan untuk
mengukur kekuatan ini :
• Compliance
Elastic recoil dapat pula diukur
dengan compliance, yang didefinisikan sebagai perubahan dalam volume dibagi
perubahan dalam tekanan distensi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar